Lojikata, Vientiane, Laos – Di tengah angin kencang geopolitik global, para Menteri Luar Negeri ASEAN berkumpul pekan ini di Vientiane untuk sebuah pertemuan penting yang menguji daya tahan dan kejelasan visi kawasan. Yang awalnya diproyeksikan sebagai forum rutin, pertemuan ini justru menjelma jadi arena diplomasi strategis: membicarakan lonjakan tarif perdagangan AS terhadap Tiongkok, ketegangan abadi di Laut China Selatan, serta potensi dan risiko kecerdasan buatan (AI) sebagai variabel baru dalam ekonomi dan keamanan kawasan.
Tarif Baru AS: Imbas ke Rantai Pasok ASEAN
Senator senior AS, Marco Rubio, kembali mengirim sinyal bahwa Washington akan memperkeras kebijakan tarif terhadap Tiongkok. Meski arahnya ditujukan ke Beijing, gema dari langkah ini jelas terasa di negara-negara Asia Tenggara yang selama ini menjadi bagian dari rantai pasok global.
Seorang diplomat ASEAN kepada Lojikata berkomentar, “Jika kita terus pasif, kita hanya akan jadi collateral damage dari perseteruan dua raksasa. ASEAN butuh posisi kolektif yang melindungi dirinya.”
Laut China Selatan: Luka Lama yang Terbuka Lagi
Diskusi mengenai Laut China Selatan kembali memanas ketika Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menyerukan agar negara-negara ASEAN “tidak memperkeruh keadaan.” Sebaliknya, Filipina dan Vietnam tetap vokal mendorong penerapan hukum internasional, kebebasan navigasi, dan penyelesaian sengketa melalui mekanisme yang transparan.
Diplomat senior lainnya menyebutkan, “Ini adalah ujian bagi keberanian ASEAN untuk menyebut kebenaran tanpa kehilangan wajah.”
AI & Masa Depan: Peluang atau Ancaman?
Tak hanya isu keamanan dan perdagangan, diskusi juga merambah topik futuristis: kecerdasan buatan. Beberapa delegasi melihat AI sebagai enabler ekonomi baru bagi kawasan, namun juga memperingatkan bahwa tanpa regulasi kolektif ASEAN bisa terjebak menjadi pasar pasif bagi kekuatan teknologi asing.
“AI adalah alat pengaruh, bukan hanya alat produktivitas. ASEAN perlu cetak biru sendiri sebelum diatur pihak luar,” ungkap seorang pejabat ekonomi.
ASEAN tidak lagi bisa hanya menjadi ‘penonton’ dalam geopolitik global. Dominasi AS dan Tiongkok adalah ujian atas kematangan kawasan, apakah hanya akan jadi medan pengaruh dua raksasa atau berani menjadi pengarah masa depan sendiri. (DS/LJK)
Sumber: Channel News Asia https://www.channelnewsasia.com/asia/asean-foreign-ministers-meeting-marco-rubio-wang-yi-us-tariffs-south-china-sea-ai-5231696