Rabu, 24 September 2025
Lojikata
  • Beranda
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Berau
    • Kukar
    • Kutim
    • Kubar
    • PPU
    • Paser
    • Mahulu
  • Nasional
  • Dunia
  • Advertorial
  • Topik
    • Sosial
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Teknologi
  • Beranda
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Berau
    • Kukar
    • Kutim
    • Kubar
    • PPU
    • Paser
    • Mahulu
  • Nasional
  • Dunia
  • Advertorial
  • Topik
    • Sosial
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Teknologi
No Result
View All Result
Lojikata
Beranda Ekonomi

Meski Tumbuh Jutaan Pengguna AI, Talenta Indonesia Masih Tak Memadai

13 Juli 2025

Ilustrasi Artificial intelligence (AI) (Sumber: Lojikata)

Lojikata, Samarinda – Di ruang-ruang kerja Jakarta yang kini penuh layar dan jargon teknologi, jumlah pengguna kecerdasan buatan (AI) di Indonesia melesat lebih cepat dari yang dibayangkan siapa pun.

Dari perusahaan rintisan hingga lembaga pemerintah, semua berlomba-lomba mengadopsi AI sebagai simbol kemajuan dan efisiensi. Namun di balik lonjakan itu, sebuah ironi mencuat, negeri dengan ratusan juta pengguna ini justru kekurangan serius talenta yang mampu membangun dan merawat ekosistem AI itu sendiri.

Berita Terkait

Program Makan Bergizi Gratis: Simulasi Perang di Masa Damai

Tarif AS 19 Persen Berlaku 7 Agustus: Indonesia Siap Bertarung di Arena Dagang Global

Laporan terbaru menunjukkan bahwa permintaan tenaga ahli AI di Indonesia tumbuh dua kali lipat dibanding tahun lalu, namun pasokan insinyur, ilmuwan data, dan pengembang AI lokal jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan industri.

Hal ini membuat banyak perusahaan terpaksa merekrut talenta dari luar negeri atau membiarkan posisi strategis tetap kosong, menunggu keberanian dan kapasitas dalam negeri untuk mengejar.

“Permintaan melonjak, tetapi orang yang benar-benar bisa bekerja dengan algoritma dan memahami cara kerjanya sangat sedikit,” ujar I Made Wirawan, kepala teknologi di sebuah perusahaan rintisan teknologi finansial di Jakarta. Made, yang memulai kariernya sebagai pengembang back-end sebelum beralih ke AI, menyebut bahwa banyak yang menganggap AI hanya soal “klik dan jalan,” padahal butuh pemahaman mendalam tentang data, etika, dan arsitektur sistem.

Fenomena ini sangat relevan dengan cara masyarakat Indonesia menyerap teknologi. Dalam budaya kita yang cenderung adaptif dan cepat mengikuti tren, AI sering diadopsi sebagai simbol status dan kecanggihan, tetapi tidak diiringi dengan kesiapan struktural untuk mendukungnya.

Sama seperti fenomena media sosial atau e-commerce satu dekade lalu, teknologi masuk duluan, sementara pendidikan dan kebijakan sering tertinggal beberapa langkah di belakang.

Lojikata mencatat, jika situasi ini tidak segera diatasi, Indonesia berisiko menjadi sekadar pasar konsumen AI, bukan produsen atau pemimpin regional di bidang ini.

Dibutuhkan strategi lintas sektor yang bukan hanya menambah kuota pelatihan teknis, tetapi juga menanamkan budaya berpikir kritis dan rasa ingin tahu yang menjadi fondasi inovasi. Di balik semua buzzword dan presentasi megah, yang diperlukan tetaplah sederhana: investasi serius pada manusia, bukan hanya pada mesin.


Sumber: The Jakarta Post https://www.thejakartapost.com/business/2025/07/12/as-users-surge-indonesia-falls-short-on-ai-talent.html

Tags: AIArtificial IntelligenceIndonesiaInformationTechnology

Berita Terkini

Program Makan Bergizi Gratis: Simulasi Perang di Masa Damai

Program Makan Bergizi Gratis: Simulasi Perang di Masa Damai

15 Agustus 2025

Prancis Allenya Utang: Tiap Detik Tambah Rp94,7 Juta, Alarm Defisit Gema Keras

9 Agustus 2025

Berita Populer

Di Antara Warisan Perang dan Realitas Ekonomi: Generasi Muda Korsel Melepaskan Mimpi Reunifikasi

Di Antara Warisan Perang dan Realitas Ekonomi: Generasi Muda Korsel Melepaskan Mimpi Reunifikasi

4 Agustus 2025
Langit Jadi Jalan Harapan: Kenapa Mesir Memilih Udara untuk Bantuan ke Gaza

Langit Jadi Jalan Harapan: Kenapa Mesir Memilih Udara untuk Bantuan ke Gaza

2 Agustus 2025
Program Makan Bergizi Gratis: Simulasi Perang di Masa Damai

Program Makan Bergizi Gratis: Simulasi Perang di Masa Damai

15 Agustus 2025
Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Media Siber
Kebijakan Redaksi
Iklan & Kerja Sama
© 2025 Lojikata Media Pratama | Hak cipta dilindungi undang-undang
  • Beranda
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Berau
    • Kukar
    • Kutim
    • Kubar
    • PPU
    • Paser
    • Mahulu
  • Nasional
  • Dunia
  • Advertorial
  • Topik
    • Sosial
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Teknologi

© 2025 LOJIKATA Media Pratama | Hak cipta dilindungi undang-undang