Lojikata, Beijing – Angka pendaftaran pernikahan di China tercatat mengalami penurunan tajam selama sembilan bulan pertama tahun 2024. Hanya sekitar 4,747 juta pasangan yang mencatatkan pernikahan, turun sebanyak 943.000 pasangan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Fenomena ini memicu kekhawatiran pemerintah, mengingat pernikahan menjadi indikator penting dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan populasi. Pada tahun 2023 lalu, jumlah pernikahan dalam periode yang sama masih mencapai 5,69 juta pasangan, menunjukkan tren yang sempat membaik pasca-pandemi.
Namun, tekanan ekonomi seperti tingginya biaya hidup, kesenjangan pekerjaan, dan ketidakpastian masa depan membuat banyak pasangan muda menunda atau bahkan enggan menikah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah China telah memperlancar proses pendaftaran pernikahan dan memperketat prosedur perceraian, namun dampaknya belum signifikan.
Selain itu, dalam periode yang sama, terdapat 1,967 juta kasus perceraian, hanya mengalami penurunan sekitar 6.000 kasus dari tahun sebelumnya, yang menunjukkan stabilitas tinggi dalam angka perceraian.
Sejumlah pejabat dan pengamat demografi di China mengingatkan bahwa jika tren penurunan pernikahan terus berlanjut, negara itu bisa menghadapi ancaman serius terhadap kekuatan demografinya. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi daya saing ekonomi, stabilitas sosial, hingga posisi China sebagai negara adidaya global. (IN/LJK)
Sumber: SindoNews https://international.sindonews.com/read/1482711/40/tren-pernikahan-menurun-drastis-ancam-china-tak-lagi-jadi-negara-adidaya-1730621484