Lojikata, Jakarta – Film Superman terbaru yang disutradarai James Gunn menuai kontroversi sekaligus perdebatan panas di ranah politik dan media sosial. Diangkat dari kisah fiktif, konflik dua negara yaitu Bovaria dan Jarhanpur yang dipersepsikan sebagai alegori situasi nyata antara Israel dan Palestina.
Dalam film, Bovaria digambarkan sebagai entitas agresor yang bersenjata lengkap dan mendapat dukungan dari kekuatan besar, menindas sebuah negara yang miskin dan tak berdaya yang disebut Jarhanpur. Penggambaran tersebut dianggap menggambarkan skenario serangan udara, pengusiran warga sipil, dan penderitaan yang selama ini dikaitkan dengan situasi Gaza .
Berita Terkait
Komentator seperti Hasan Piker menilai film ini sebagai kritik tajam terhadap Israel. Sebaliknya, tokoh konservatif seperti Ben Shapiro membantah adanya agenda politik, menyebut tudingan tersebut sebagai persepsi “sayap kiri” belaka.
James Gunn menegaskan bahwa naskah film diselesaikan pada Mei 2023 dan menegaskan bahwa ceritanya sama sekali tidak bermaksud menyindir situasi nyata. “Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Timur Tengah… Ini benar-benar fiksi,” ujarnya.
Kontroversi ini bukan hanya membahas isi film, tetapi juga memancing diskusi seputar peran film Hollywood dalam menyuarakan komentar sosial dan politik tanpa mencipta polarisasi. Bagi pendukung Palestina, film ini dipuji karena berani menggambarkan penderitaan rakyat sipil. Namun, bagi pendukung Israel, film ini dianggap sebagai bentuk “propaganda anti-Israel” yang tampak tersembunyi di balik cerita fiksi. (HTM/LJK)
Sumber: Suara Surabaya – Film Superman Baru Picu Perdebatan Politik Perihal Konflik Israel-Palestina (17 Juli 2025), https://www.suarasurabaya.net/senggang/2025/film-superman-baru-picu-perdebatan-politik-perihal-konflik-israel-palestina/