Lojikata, Jakarta – Mulai tahun ajaran 2025/2026, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah resmi memperkenalkan metode deep learning atau pembelajaran mendalam ke seluruh sekolah dasar dan menengah di Indonesia, menandai babak baru transformasi pendidikan dari hafalan menuju pemahaman sejati.
Pada intinya, deep learning mendorong siswa memahami materi secara mindful, meaningful, dan durable. Mindful mengajak mereka untuk hadir sepenuh hati dalam proses belajar, meaningful memastikan pengetahuan yang dipelajari relevan dengan kehidupan nyata, dan durable menjanjikan aplikasi jangka panjang dari pelajaran yang diperoleh.
Laksmi Dewi, Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikdasmen, menegaskan bahwa perubahan ini bukan sekadar gimmick. Ia melihat deep learning sebagai solusi untuk meningkatkan literasi, numerasi, berpikir kritis, dan daya tahan belajar siswa. Dengan fondasi akademik yang kuat, model pembelajaran baru ini diharapkan menjadi bagian dari karakter belajar anak-anak Indonesia.
Dalam forum edukatif, Wawan Kurniawan, Ketua Pokjawas Pengawas Pendidikan Agama di Jakarta Timur mengurai filosofi deep learning. Ia mengingatkan pentingnya keterlibatan penuh siswa, relevansi materi hidup sehari-hari, dan pembidikan pada hafalan yang awet dan berguna. Wawan, pengawas sekaligus penggagas penguatan kualitas guru, menaruh harapan besar bahwa deep learning akan mendorong kelas yang lebih bermakna.
Pendekatan ini tak berhenti pada guru dan siswa semata. Kemendikdasmen menyiapkan kerangka dan bimbingan teknis bagi kepala sekolah, pengawas, dan orang tua agar ekosistem pendidikan benar-benar mendukung deep learning. Dengan mengintegrasi praktik pedagogis dan teknologi digital, pendekatan ini akan menjembatani dunia inti dan dunia nyata siswa.
Penerapan deep learning dalam kurikulum nasional menandai keberanian beralih dari sistem lama menuju sistem pendidikan yang adaptif, inklusif, dan reflektif. Ini bukan sekadar perubahan materi, tetapi revolusi cara berfikir dan tumbuh siswa. Arah yang dipilih adalah menciptakan insan yang tidak hanya tahu, tetapi juga memahami, merasakan, dan mampu mengubah dunia berdasarkan pengetahuan mereka. Saatnya kita memupuk generasi yang memahami—dalam arti terjaga, bermakna, dan lestari. (IN/LJK)
Sumber: Tempo.co https://www.tempo.co/politik/apa-itu-deep-learning-yang-masuk-kurikulum-nasional-tahun-ini–2048635