Sabtu, 9 Agustus 2025
Lojikata
  • Beranda
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Berau
    • Kukar
    • Kutim
    • Kubar
    • PPU
    • Paser
    • Mahulu
  • Nasional
  • Dunia
  • Advertorial
  • Topik
    • Sosial
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Teknologi
  • Beranda
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Berau
    • Kukar
    • Kutim
    • Kubar
    • PPU
    • Paser
    • Mahulu
  • Nasional
  • Dunia
  • Advertorial
  • Topik
    • Sosial
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Teknologi
No Result
View All Result
Lojikata
Beranda Dunia

Perang Asean Meletus? Jet Tempur Thailand Gempur Kamboja

24 Juli 2025

Bangkok, Lojikata – Di perbatasan yang dulu sunyi, pagi itu pecah dentuman senjata. Thailand dan Kamboja kembali saling serang di kawasan yang telah lama disengketakan. Tepat pada Kamis pagi, 24 Juli, militer dari kedua negara bersitegang dalam baku tembak lintas batas yang merenggut sembilan nyawa warga sipil Thailand. Sementara pemerintah masing-masing saling menuding, suara tembakan dan raungan jet tempur menggantikan diplomasi.

Enam dari sembilan korban tewas berada di Provinsi Sisaket, dua di Surin, dan satu di Ubon Ratchathani. Selain itu, 14 orang dilaporkan luka-luka, termasuk seorang anak berusia lima tahun yang terkena pecahan roket di Surin, sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Kamboja.

Berita Terkait

Bayang-Bayang Konfrontasi Thailand Kamboja: Ketika Pertempuran Lama Bertemu Kekuatan Global

Vietnam Turun 4 Peringkat Pada Ranking FIFA

Menurut klaim militer Thailand, konflik dipicu oleh kehadiran enam tentara Kamboja bersenjata lengkap yang mendekat ke pangkalan mereka, membawa granat berpeluncur roket dan bergerak ke arah kawat berduri. Militer Thailand mengaku telah berusaha menghindari konfrontasi dengan memberi peringatan suara, namun pihak Kamboja disebut melepaskan tembakan terlebih dahulu pada pukul 08.20 pagi. Thailand lalu membalas dengan kekuatan penuh, termasuk pengerahan enam jet tempur F-16.

Pemerintah Thailand menyatakan bahwa dua roket Kamboja menghantam kawasan sipil di dekat perbatasan. Bahkan dalam unggahan resmi militer, mereka mengklaim telah “menghancurkan” dua komando militer utama Kamboja. Situasi ini mendorong Thailand menutup seluruh pintu perbatasan dengan Kamboja dan menyerukan evakuasi warganya dari negara tersebut.

Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menyebut tindakan Thailand sebagai bentuk “agresi brutal” dan “pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB, norma ASEAN, serta hukum internasional.” Mereka menuduh jet tempur Thailand menjatuhkan dua bom di wilayah mereka, dan memperingatkan bahwa Kamboja siap membela kedaulatannya “dengan segala cara.”

Di tengah konflik ini, suara warga sipil menjadi yang paling memilukan. Sutian Phiwchan, penduduk Distrik Ban Dan di Buriram, menggambarkan suasana sebagai “menegangkan dan menakutkan.” Ia dan keluarganya terpaksa mengungsi. “Mereka menembak langsung ke sini. Anak-anak ketakutan. Ini lebih buruk dari sebelumnya karena mereka pakai artileri berat,” katanya kepada BBC.

Konflik kali ini bukan muncul tiba-tiba. Hanya sehari sebelumnya, ranjau di perbatasan melukai seorang tentara Thailand. Lalu disusul langkah-langkah diplomatik ekstrem: Bangkok menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok. Banyak pengamat melihat insiden ini sebagai puncak dari ketegangan politik yang lebih dalam, terutama setelah bocornya percakapan antara Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dan pemimpin senior Kamboja Hun Sen, yang mencederai hubungan dua keluarga politik yang sebelumnya erat.

Kini, dua negara yang dulunya saling menghormati itu terjebak dalam spiral kebencian yang tak mudah diredakan. Perdagangan lintas batas bernilai miliaran dolar lumpuh. Narasi diplomasi tertelan dalam perang kata dan ledakan senjata.

Sejarah mencatat bahwa konflik seperti ini bukan yang pertama. Dari sengketa Kuil Preah Vihear hingga bentrokan militer 2008 dan 2011, hubungan Thailand dan Kamboja kerap diwarnai pasang-surut. Tapi di era pasca-pandemi dan krisis iklim yang menuntut solidaritas regional, konflik bersenjata semacam ini terasa makin usang dan menyakitkan.

Lojikata mencatat peristiwa ini bukan hanya sebagai berita perang di kawasan Asean, melainkan juga sebagai pengingat: bahwa kedaulatan tidak harus dibuktikan dengan senjata, dan sejarah seharusnya membimbing pada perdamaian, bukan mengulang luka yang belum sempat sembuh.

📄 Sumber:

Detik BBC World – Perang Thailand vs Kamboja Pecah di Perbatasan, 9 Orang Tewas (24 Juli 2025), https://news.detik.com/bbc-world/d-8027099/perang-thailand-vs-kamboja-pecah-di-perbatasan-9-orang-tewas

Tags: AseanKambojamemanasPerangThailand

Berita Terkini

son-heung-min-umumkan-pergi-dari-tottenham-hotspur

Resmi Tinggalkan Tottenham Ke Mana Son Heung‑min Akan Berlabuh?

3 Agustus 2025
Petir Menyambar di Langit: Letusan Gunung Lewotobi dan Misteri Kilatan Petir

Petir Menyambar di Langit: Letusan Gunung Lewotobi dan Misteri Kilatan Petir

2 Agustus 2025

Berita Populer

suasana-giias-2024

GIIAS 2025 Ditutup, Pengunjung Meningkat tapi Daya Beli Masih Tertahan

2 Agustus 2025
son-heung-min-umumkan-pergi-dari-tottenham-hotspur

Resmi Tinggalkan Tottenham Ke Mana Son Heung‑min Akan Berlabuh?

3 Agustus 2025
presiden-direktur-byd-motor-indonesia-eagle-zhao

Rahasia BYD Atto 1 Bikin Geger Pasar Mobil Listrik Indonesia

2 Agustus 2025
Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Media Siber
Kebijakan Redaksi
Iklan & Kerja Sama
© 2025 Lojikata Media Pratama | Hak cipta dilindungi undang-undang
  • Beranda
  • Kaltim
    • Samarinda
    • Balikpapan
    • Bontang
    • Berau
    • Kukar
    • Kutim
    • Kubar
    • PPU
    • Paser
    • Mahulu
  • Nasional
  • Dunia
  • Advertorial
  • Topik
    • Sosial
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Hiburan
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Teknologi

© 2025 LOJIKATA Media Pratama | Hak cipta dilindungi undang-undang