Lojikata, Samarinda – Masalah klasik seperti kemacetan lalu lintas, gedung sekolah yang boros energi, dan perubahan fungsi bangunan tanpa pengawasan tetap menjadi bagian dari wajah Samarinda saat ini. Pemerintah Kota meresponsnya bukan dengan jargon belaka, tetapi melalui langkah introspeksi ilmiah: menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), kampus yang teruji dalam pendekatan pembangunan kota hijau dan cerdas.
Idfi Septiani, Kepala Bagian Kerja Sama Pemkot, menegaskan bahwa inisiatif ini lahir dari kebutuhan nyata kota yang semakin kompleks, bukan sekadar formalitas. Ia menyebutkan bahwa Samarinda membutuhkan mitra yang mampu merancang masa depan kota secara rasional dan berbasis data.
Salah satu fokus nyata adalah penerapan konsep green building pada dua sekolah, satu SD dan satu SMP. Tidak hanya sekadar efisiensi energi, tetapi desain yang sesuai standar nasional dan siap menerima sertifikasi bangunan hijau resmi. Seperti ditegaskan Idfi, desain ini harus diuji dan diakui secara teknis, bukan sekadar klaim promosi.
Langkah kolaboratif ini meluas ke sektor transportasi: UGM akan membantu merancang kebijakan transit yang mengintegrasikan moda transportasi utama di kota. Konsep Transit Oriented Development (TOD) diharapkan memungkinkan jalur seperti Bandara APT Pranoto ke pusat kota tersambung secara lancar, misalnya ke simpang empat Lembuswana.
Lebih jauh, Pemkot juga mengusung pengembangan City Digital Twin, model virtual dari kota yang merekam perubahan pemanfaatan lahan dan kebijakan pajak dalam real time. Misalnya, jika sebuah rumah berubah jadi ruko, sistem akan otomatis memperbarui nilai Pajak Bumi dan Bangunan sesuai regulasi yang berlaku.
Kerja sama ini bukan sekadar rencana jangka pendek. UGM justru menawarkan gagasan secara inisiatif, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap regulasi dan budaya riset yang sudah dimiliki Samarinda seperti Perwali efisiensi energi dan Pokja Perubahan Iklim yang menjadi fondasi tangguh untuk solusi ilmiah maju.
Inisiatif kolaborasi antara Pemkot Samarinda dan UGM menghadirkan harapan nyata: membangun kota bukan lagi reaktif terhadap masalah harian, tetapi proaktif dengan pendekatan ilmiah, teknologi, dan kesadaran lingkungan. Ketika kebijakan kota dirancang melalui ruang riset dan data nyata, maka langkah menuju kota cerdas bukan sekadar klaim visi, melainkan pencakapan sistemik yang membawa Samarinda menuju wajah metropolis hijau, manusiawi, dan pintar. (IN/LJK)
Sumber: sapos.co.id https://www.sapos.co.id/berita/2456362515/pemkot-samarinda-bongkar-masalah-tata-kota-dengan-gandeng-ugm