Lojikata, Jakarta – Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengangkat suara keras pekan ini, meminta dukungan publik untuk langkah pemotongan belanja yang drastis. Alarmnya bukan tanpa dasar: negara itu kini menanggung utang sebesar 3,4 triliun euro (sekitar Rp 64.415 triliun), dan setiap detiknya bertambah sekitar 5.000 euro, atau jika dikonversikan ke rupiah, bertambah Rp 94,7 juta.
Program pengurangan defisit senilai 43,8 miliar euro telah diluncurkan sebagai respons terhadap pertumbuhan defisit fiskal yang mencapai 5,8% dari PDB, dua kali lipat dari batas maksimal 3% yang ditetapkan Uni Eropa. Bayrou menyebut bahwa tanpa tindakan korektif, utang negara bukan hanya akan membebani generasi mendatang tetapi juga mengancam stabilitas fiskal dan ekonomi saat ini.
Langkah-langkah yang diajukan tidak ringan: penghapusan beberapa hari libur nasional, pemangkasan pegawai negeri, pembekuan kenaikan tunjangan pensiun dan kesejahteraan yang biasanya disesuaikan dengan inflasi. Semua itu dilakukan sebagai bagian dari paket penyelamatan defisit yang dianggap “bahaya fatal” oleh Bayrou jika tidak segera ditangani.
Tapi respons politiknya sudah bermunculan: partai partai sayap kiri mengecam bahwa beban pemotongan lebih banyak ditimpakan pada warga yang paling rentan. Mereka menuduh bahwa pemerintah terlalu fokus pada pertahanan dan militer, sementara kesejahteraan sosial terus ditekan.
Bayangan utang sebesar Rp 64.000 triliun saja sudah membuat kepala pusing; ketika kita hitung bahwa setiap detik ia bertambah hampir Rp 100 juta, baru terasa bahwa ini bukan soal masa depan yang jauh, tetapi realitas yang menghantui sekarang. Tindakan penghematan memang tak populer, tetapi mungkin satu-satunya jalan sebelum luka fiskal merembes ke ranah sosial.
Prancis kini di persimpangan dramatis: antara menjaga kredibilitas keuangan negara dan risiko memicu ketidakpuasan publik akibat pemotongan kesejahteraan. Dan di situasi seperti ini, setiap angka euro yang dipangkas bukan hanya soal anggaran, tapi soal rasa keadilan di mata rakyat. Defisit bukan hanya statistik, melainkan tantangan moral dan politik. (IN/LJK)
Sumber: SINDOnews https://ekbis.sindonews.com/read/1603773/33/utang-prancis-membengkak-rp64415-triliun-setiap-detik-bertambah-rp947-juta-1754622524