Lojikata, Jakarta – Ketika bumi di bagian paling jauh Rusia berguncang oleh gempa berkekuatan 8,8 magnitude, seperti satu kuasa alam menyentak langit dan laut, muncul bibit gejolak lain dari dalam perut gunung. Kawah Krasheninnikov di Semenanjung Kamchatka meletus pada tanggal 3 Agustus 2025, untuk pertama kalinya dalam ratusan tahun, mengikuti gempa dahsyat yang memicu peringatan tsunami di kawasan Pasifik.
Letusan itu menyemburkan abu dan gas hingga ketinggian sekitar 6 kilometer ke udara, menurut tim vulkanologi Kamchatka. Plume abu bergerak ke arah samudra, namun kabutnya tidak menjangkau daerah pemukiman yang padat. Dengan lokasi yang terpencil dan vegetasi yang dominan padang belantara, korban jiwa dan kerusakan material bisa dikatakan minimal.
Gunung Krasheninnikov dikenal sebagai komplek stratovolkano yang telah lama dorman. Menurut kajian di Smithsonian Institution’s Global Volcanism Program, letusan terakhir sebelum 2025 tercatat sekitar tahun 1550, menjadikannya sejarah yang baru saja berputar kembali ke fase aktif.
Para ahli mencatat bahwa meskipun gempa 8,8 bukanlah penyebab langsung letusan, gelombang seismik dari gempa tersebut mungkin telah “mengganggu” sistem magmatik yang sudah siap, sebagai aktivasi terhadap tekanan dan gas di dalam magma. Dengan kata lain, gunung itu sudah dalam kondisi kritis, dan gempa berfungsi sebagai pencetus.
Letusan Krasheninnikov adalah pengingat bahwa alam menyimpan memori panjang yang tertidur, dan kejadian gempa besar bisa membuka pintu menuju respons yang tak terduga. Di Kamchatka, alam tidak hanya merespons dengan guncangan dan gelombang, tetapi juga dengan letusan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Krisis mungkin belum merembet ke pemukiman, namun pelajaran sudah jelas: kesiapsiagaan bukan hanya soal evakuasi, melainkan tentang memetakan jejak bawah permukaan, apa yang tersembunyi bisa mendadak muncul. Krasheninnikov mengajarkan bahwa “diam” gunung bukan lenyap; ia sedang mengumpulkan tenaga. (IN/LJK)
Sumber: SindoNews https://international.sindonews.com/read/1600095/41/gunung-berapi-rusia-meletus-usai-diguncang-gempa-m-88-dan-tsunami-4-meter-1753920442