Lojikata, Samarinda – Langit Kalimantan Timur mulai menahan tetesan hujan. Sekitar seminggu hingga sepuluh hari terakhir, hampir seluruh wilayah tak diguyur hujan. Alhasil, BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan mencermati bahwa musim kemarau sudah masuk tahap serius di beberapa kabupaten seperti Paser, Kutai Kartanegara, dan sebagian wilayah Kutai Timur. Kondisi curah hujan minimal inilah yang kemudian mengantarkan kewaspadaan terhadap potensi kekeringan, hingga prediksi menyebutkan musim kering akan bertahan sampai Oktober.
Kukuh Ribudiyanto, Kepala BMKG Station Sepinggan, mengungkap bahwa data hingga 20 Juli 2025 menunjukkan titik panas mulai muncul. Pada 29 Juli, delapan titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi terdeteksi, terutama di Kutai Timur dan Berau. Ditambah lebih dari seratus titik panas dengan kategori sedang dan rendah. Semua ini bukan soal angka dingin, melainkan sinyal bahwa defisit air dan risiko kebakaran hutan dan lahan mengintai.
Meski demikian, Kukuh menekankan bahwa “tidak sampai 0 mm hujannya”. Bahwa di bulan Agustus dan September masih ada potensi hujan lokal yang bisa datang secara sporadis. Namun ia memperingatkan: potensi ini tak boleh menurunkan kewaspadaan. Karena kalau hujan tak cukup atau tidak tepat waktu, maka dampak tidak hanya terasa di permukaan tanah, tetapi merembet ke pasokan air bersih dan ketahanan lingkungan.
Masyarakat diminta aktif memantau prakiraan cuaca, pun BMKG menekankan pentingnya informasi terkini tentang peringatan dini. Karena kekeringan bukan sekadar masalah alam, ia menyentuh kehidupan sehari-hari: sumur yang surut, kebutuhan air yang meningkat, hingga potensi kebakaran yang menyala apabila kondisi sangat kering.
Ketika hujan menjadi barang langka, kita tidak hanya kehilangan kapasitas alam untuk basah. Kita kehilangan jarak antara hari ini dengan masa depan yang lembap, pun melewati batas toleransi. Kekeringan di Kaltim bukan karya tiba-tiba, melainkan proses lambat yang diwarnai pengabaian kecil dan ketahanan masyarakat. Di tengah gejolak musim kemarau, kisah yang sesungguhnya adalah bagaimana persediaan air dan keamanan lingkungan dipertahankan ketika alam bicara pelan namun tegas. (IN/LJK)
Sumber: Antara News https://kaltim.antaranews.com/berita/243789/bmkg-kaltim-waspadai-kekeringan-hingga-oktober