Lojikata, Paris – Gelombang panas ekstrem yang melanda Prancis awal Juli 2025 menyebabkan dua orang meninggal dunia, sementara lebih dari 300 orang dirawat di rumah sakit karena gangguan kesehatan terkait suhu tinggi.
Dampak Langsung Gelombang Panas
Menurut Menteri Transisi Ekologi Prancis, Agnes Pannier-Runacher, lebih dari 300 pasien masuk unit gawat darurat akibat dehidrasi, serangan panas, dan komplikasi pernapasan. Menteri Kesehatan, Catherine Vautrin, menyebut wilayah Île‑de‑France mengalami lonjakan panggilan darurat medis hingga 15 persen sejak puncak suhu terukur pada Selasa, 1 Juli 2025.
Status Siaga dan Penutupan
Météo‑France menetapkan peringatan siaga merah di empat departemen, serta siaga oranye di sekitar 55 wilayah lain, termasuk Paris. Suhu melampaui 41 °C di beberapa daerah, memaksa otoritas menutup lebih dari 1.300 sekolah dan landmark publik seperti Menara Eiffel selama beberapa hari pertama Juli.
Infrastruktur dan Energi Terdampak
Di wilayah Provence-Alpes-Côte d’Azur, sekitar 8.000 rumah mengalami pemadaman listrik karena terlalu panasnya infrastruktur bawah tanah. Beberapa pembangkit listrik nuklir juga terpaksa menurunkan kinerja karena suhu udara dan air pendingin yang ekstrem. (HTM/LJK)
Sumber: CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250702165637-134-1246166/dua-orang-meninggal-dunia-akibat-cuaca-panas-ekstrem-di-prancis