Lojikata, Eropa – Sejak akhir Juni hingga awal Juli 2025, gelombang panas luar biasa melanda Eropa, memicu kebakaran hutan sengit, penutupan sekolah, hingga evakuasi massal di beberapa negara.
Tingginya Suhu dan Dampak Kebakaran
Negara-negara seperti Spanyol, Portugal, Prancis, Italia, hingga Yunani mencatat suhu yang jauh melampaui rata-rata, dengan beberapa kota mencapai lebih dari 40 °C. Di Turki, khususnya provinsi Izmir, api berkobar hebat, memaksa lebih dari 50 ribu orang mengungsi. Cuplikan video memperlihatkan petugas pemadam berupaya keras menjinakkan kobaran api.
Penutupan Sekolah dan Peringatan Perkotaan
Di Prancis, hampir 1.900 sekolah ditutup akibat suhu ekstrem yang diperkirakan mencapai antara 40–41 °C. Italia pun menutup aktivitas lapangan luar ruangan dan mengeluarkan peringatan panas merah (level tertinggi) untuk 17 kota, termasuk Milan dan Roma. Bahkan Menara Eiffel ditutup sementara pada 1–2 Juli 2025 untuk keselamatan pengunjung.
Kenaikan Suhu yang Mengkhawatirkan
Copernicus, layanan perubahan iklim Uni Eropa, mencatat bahwa Eropa merupakan benua dengan laju pemanasan tercepat, bahkan dua kali lipat dari rata‑rata global. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan bahwa gelombang panas ini “biasanya terjadi pada akhir musim panas, bukan awal”.
Risiko Kesehatan dan Gangguan Listrik
Alarm kesehatan juga dikeluarkan di beberapa negara. Serikat pekerja di Italia menyebut kematian seorang pekerja konstruksi di Bologna (30 Juni 2025) terkait panas ekstrem. Di Sisilia, kasus kematian seorang wanita gangguan jantung saat melintas di kota Bagheria juga dikaitkan dengan suhu ekstrem. Lonjakan penggunaan AC memicu pemadaman listrik di kota seperti Florence dan Bergamo. (HTM/LJK)
Sumber: CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250701074945-134-1245404/eropa-diterjang-gelombang-panas-kebakaran-hutan-di-mana-mana