Lojikata, Samarinda – Kalimantan Timur kembali menegaskan dirinya sebagai pusat gravitasi ekonomi di Pulau Kalimantan. Data terbaru menunjukkan, provinsi ini menyumbang 46,99% dari total perekonomian Kalimantan, menjadikannya sebagai tulang punggung bukan hanya bagi wilayah, tetapi juga bagi visi pembangunan nasional di pulau terbesar Indonesia ini.
Kontribusi Kaltim yang nyaris setengah dari total ekonomi Kalimantan datang dari kombinasi kekuatan industri ekstraktif seperti batu bara, migas, dan perkebunan yang selama ini menjadi motor utama. Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Berau mencatatkan pertumbuhan yang konsisten, mengungguli provinsi-provinsi tetangga di sisi barat dan utara pulau.
Kontribusi ekonomi ini menempatkan Kaltim sebagai provinsi dominan, disusul oleh Kalimantan Barat (≈17 %), Kalimantan Selatan (≈15–16 %), Kalimantan Tengah (≈12–13 %), dan Kalimantan Utara (≈8–8,1 %).
Di balik angka hampir 47% ini, ada pesan strategis yang sering luput dibaca: dominasi ekonomi juga berarti dominasi tanggung jawab. Dengan daya serap APBD yang besar, arus investasi yang deras, dan kekuatan SDA yang belum sepenuhnya dioptimalkan secara berkelanjutan, Kaltim menghadapi tantangan ganda: mempertahankan pertumbuhan sambil membangun pondasi yang lebih resilien terhadap guncangan global.
Kontribusi hampir separuh ekonomi Kalimantan dari Kaltim bukan hanya kebanggaan, tetapi juga beban moral yang harus dipikul dengan visi yang matang. Samarinda dan seluruh Kaltim harus memastikan bahwa pertumbuhan bukan hanya tinggi, tetapi juga berkualitas dan inklusif.
Angka 46,99 % bukan sekadar statistik, ia merepresentasikan beban strategis dan ekspektasi tinggi terhadap Kaltim. Tumbuh di klaster positif sekaligus menjaga stabilitas, Kaltim perlu menggeser paradigma: dari penguasa volume ke penggerak kualitas ekonomi jangka panjang. (DS/LJK)