Lojikata, Teheran, Iran – Di mimbar yang penuh gema seruan politik dan doa, seorang ulama senior Iran kembali mengobarkan bara yang belum padam. Dalam pernyataan yang menyulut kontroversi internasional, ia menawarkan hadiah sebesar US$1 juta (setara Rp18,5 miliar) bagi siapa pun yang berhasil “mengambil kepala” Donald Trump Presiden Amerika Serikat yang oleh sebagian rakyat Iran dianggap sebagai simbol penghinaan terhadap negeri mereka.
Dalam pidato yang dilansir media Iran International, Jumat (11/7/2025), seorang ulama Iran bernama Mansour Emami mengumumkan imbalan yang besar tersebut bagi siapa pun yang mampu membunuh Trump.
Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah acara publik, di tengah peringatan atas kematian Jenderal Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan drone Amerika di Baghdad pada Januari 2020. Bagi Iran, peristiwa itu bukan sekadar operasi militer, tetapi luka kolektif yang terus diperbincangkan sebagai bukti “kesewenang-wenangan Barat” di Timur Tengah.
“Siapa saja yang membawa kepala pria itu akan mendapatkan hadiah ini,” ujarnya lantang, diiringi sorak para pendukung yang hadir. Ucapan tersebut segera menyebar ke seluruh dunia, memicu reaksi keras dari para diplomat Barat, yang menyebut pernyataan itu sebagai provokasi yang “tidak dapat diterima” dan berpotensi memperburuk ketegangan kawasan.
Bagi pengamat, insiden ini menggambarkan betapa diplomasi di Timur Tengah sering kali berjalan di antara bayang-bayang dendam masa lalu dan keengganan untuk menutup buku sejarah yang kelam. Pernyataan sang ulama memang bisa dipandang sebagai retorika politik untuk mengkonsolidasikan basis domestik, tetapi juga menunjukkan betapa jauh jarak antara perdamaian yang diharapkan dunia dengan realitas emosi politik di lapangan. (DS/LJK)