Lojikata, Pulau Talise, Sulawesi Utara – Pada Minggu siang, 20 Juli 2025, air tenang perairan Pulau Talise, Sulawesi Utara, tiba-tiba berubah menjadi arena tragedi. Kapal penumpang KM Barcelona V, yang tengah melintasi rute dari Kepulauan Talaud menuju Manado, dilalap api di bagian buritan yang diduga berasal dari ledakan di ruang mesin atau kamar penumpang nomor 33, sekitar pukul 12.00–14.00 WITA.
Detik-detik kepanikan pun terekam keras: seiring kobaran api dan asap tebal yang menyelimuti dek atas, ratusan penumpang melompat ke laut dengan pelampung, berharap selamat tenggelam dari kapal yang terbakar. Alwina Inang, salah satu penumpang, mengingat momen mengerikan itu: “Saat sedang makan, tiba-tiba asap dan api menyala di anjungan, kami langsung lompat ke laut,” katanya, turut panik bersama keluarga petugas polisi.
Berita Terkait
Upaya penyelamatan cepat dikerahkan. Tim SAR, kepolisian laut, prajurit TNI AL, dan nelayan lokal bergandengan, mengerahkan kapal-kapal dari Likupang, Manado, serta pulau-pulau sekitar seperti Gangga dan Talise untuk mengevakuasi para korban menuju dokter dan rumah sakit terdekat.
Hasilnya, sebanyak 568–575 orang berhasil diselamatkan, jauh melampaui jumlah di manifes resmi yang tercatat hanya 295–284 orang. Namun, duka menghampiri: lima orang tewas, termasuk seorang ibu hamil, tiga jenazah telah teridentifikasi sementara dua lainnya masih dalam penyelidikan.
Tragedi KM Barcelona adalah pencerminan dua sisi: ketahanan komunal dan rapuhnya standar keselamatan. Evakuasi cepat dan solidaritas lokal jadi teladan, tetapi akar masalah, overkapasitas, pengawasan mesin, serta prosedur keselamatan harus segera diperbaiki. Jangan biarkan laut menjadi saksi bisu, tapi tune-in untuk memperkuat regulasi dan sikap preventif, agar tak ada lagi kapal yang menjelma perangkap maut. (IN/LJK)
Sumber: CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250721065409-20-1252903/kronologi-kebakaran-kapal-km-barcelona-menuju-manado-5-tewas