Lojikata, Jakarta – Awal November membawa pesan langit yang tak bisa diabaikan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengumumkan peringatan dini tentang datangnya hujan lebat di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya pada Rabu 6 November dan Kamis 7 November 2024. Cuaca ekstrem ini bukan sekadar pergantian musim biasa, tetapi bagian dari siklus atmosfer yang semakin kompleks dan tak menentu.
Kewaspadaan menjadi kata kunci dalam menyambut dua hari ke depan. Menurut BMKG, sistem atmosfer yang sedang berkembang di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur memiliki potensi untuk membawa curah hujan tinggi disertai angin kencang. Wilayah yang diprediksi terdampak mencakup 26 provinsi, dari Aceh hingga Papua, dari kawasan pesisir hingga pegunungan.
Peringatan ini bukan sekadar imbauan teknis. Ini adalah panggilan kolektif bagi pemerintah daerah, relawan kebencanaan, dan warga di wilayah rawan banjir atau longsor untuk bersiaga. Sebab seperti yang telah sering terjadi di masa lalu, genangan yang diawali gerimis kecil bisa berubah menjadi banjir besar ketika kesiapan tidak menjadi bagian dari kebiasaan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, yang selama ini dikenal vokal dalam isu adaptasi perubahan iklim, menegaskan pentingnya pemantauan secara real-time oleh masyarakat. “Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan intuisi atau pengalaman masa lalu. Cuaca kini berubah lebih cepat dan lebih ekstrem dari yang bisa dibayangkan,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta. Sebagai seorang akademisi yang lama berkecimpung dalam bidang geofisika dan kini memimpin institusi strategis seperti BMKG, pernyataan Dwikorita bukanlah retorika, melainkan peringatan yang berakar pada ilmu dan data.
Momentum ini juga mengingatkan pentingnya literasi cuaca di tengah masyarakat. Informasi cuaca bukan lagi milik para ahli semata, tetapi sudah menjadi kebutuhan harian setiap warga negara. Mulai dari petani yang menanam, nelayan yang melaut, hingga kepala keluarga yang ingin memastikan anak-anaknya tiba di sekolah dengan aman. Dalam konteks itulah peringatan dini bukan hanya berita, melainkan alat navigasi bagi kehidupan sehari-hari.
Musim hujan memang tak bisa dihindari. Tapi kesiapan mental, fisik, dan teknologi bisa membuatnya tak menjadi bencana. Kini, saatnya kita mengubah pola pikir dari reaktif menjadi antisipatif. Karena langit sudah memberi tanda, tinggal bagaimana kita membacanya. (IN/LJK)
Sumber: Kompas TV https://www.kompas.tv/nasional/551137/waspada-peringatan-dini-bmkg-6-7-november-2024-26-wilayah-diprediksi-hujan-lebat