Lojikata, Kut, Irak – Kala malam telah bergulir di kota Kut, Provinsi Wasit, Irak, sebuah mal baru, Corniche Hypermarket yang baru dibuka lima hingga tujuh hari sebelumnya, tiba‑tiba berubah jadi kubangan api. Sejumlah keluarga tengah makan malam dan berbelanja ketika api mulai merambat dari lantai dua, area parfum dan kosmetik, bagian yang mudah terbakar, menyulut kobaran besar yang menelan banyak korban.
Di tengah kegelapan yang dikepung asap, banyak dari korban terjebak di toilet, tak menemukan celah evakuasi, mereka kehilangan napas karena kepulan asap tebal. Sebanyak 61 orang dinyatakan tewas, 14 di antaranya sangat hangus hingga harus diidentifikasi lewat DNA. Sedangkan lebih dari 45 orang berhasil diselamatkan oleh tim tanggap darurat.
Pemadam dan masyarakat lokal harus mengandalkan alat seadanya, tangga minimal dari crane kontraktor membantu evakuasi di atap, saat tim civil defense tampak kekurangan peralatan dan kendaraan tangga. Seorang petugas pun lamban mencapai lokasi, sementara tangki hidran tak berfungsi optimal.
Usai insiden, Perdana Menteri Mohammed Shia al‑Sudani turun tangan dan menyebut bencana ini sebagai “manslaughter and corruption”, menyalahkan kelalaian pemilik bangunan dan pembiaran standar keamanan. Sang gubernur setempat bahkan menetapkan masa berkabung tiga hari serta langsung menggugat pemilik mal dan kontraktor.
Mal itu sejatinya adalah simbol kemakmuran, akan tetapi menjadi saksi betapa standar keselamatan yang dikesampingkan bisa merusak keseluruhan prinsip kemanusiaan. Guna mencegah tragedi berulang, diperlukan reformasi total: penerapan kode bangunan ketat, pelatihan evakuasi, alat pemadam memadai, serta pengawasan hingga ke level izin operasional. Ini bukan sekadar pelajaran, tetapi panggilan bagi semua bangsa: keselamatan publik bukan barang mewah, ia adalah hak dasar yang wajib dijaga. (IN/LJK)
Sumber: SindoNews https://international.sindonews.com/read/1594283/43/mal-baru-dibuka-terbakar-hebat-61-orang-tewas-banyak-yang-hangus-terpanggang-1752800856