Lojikata, Jakarta – Di tengah perdebatan global soal ketahanan pangan dan gejolak iklim yang makin tak menentu, sebuah laporan internasional memunculkan kejutan: Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dalam hal swasembada pangan. Peringkat ini menempatkan Indonesia tepat di bawah India, Tiongkok, dan Bangladesh. Tidak banyak yang menduga, namun angka-angka dari Global Food Security Index edisi 2024 mencerminkan narasi baru dari negeri agraris ini.
Swasembada pangan bukan lagi sekadar wacana klise di podium politik, melainkan data nyata yang didukung capaian produksi dan distribusi dalam negeri. Indonesia berhasil mencapai tingkat swasembada 92,8%, melampaui negara-negara seperti Amerika Serikat dan Brasil yang selama ini dikenal sebagai lumbung dunia. Fenomena ini menjadi ironi sekaligus peringatan bagi negara maju bahwa akses bukanlah segalanya tanpa keberlanjutan.
Berita Terkait
Di balik pencapaian ini, pemerintah menyoroti peran reformasi sistemik pada sektor pertanian, mulai dari perbaikan irigasi, distribusi pupuk, hingga insentif bagi petani lokal. Digitalisasi sektor pangan dan dorongan pemanfaatan teknologi presisi turut memperkuat fondasi produksi pangan nasional.
Meski begitu, suara kehati-hatian juga datang dari pakar seperti Prof. Dr. Suryo Haryono, ekonom pertanian dari IPB, yang mengingatkan bahwa capaian swasembada tidak boleh memabukkan. “Yang paling krusial bukan hanya memproduksi, tetapi menjaga kesinambungan produksi. Kita masih rawan terhadap cuaca ekstrem dan fluktuasi harga input global,” ujarnya. Suryo yang telah lebih dari dua dekade meneliti ketahanan pangan di Asia Tenggara, menekankan pentingnya keberlanjutan, bukan hanya angka sesaat.
Peringkat swasembada yang tinggi memang membanggakan, tetapi tidak berarti tugas negara telah usai. Dalam lanskap pangan global yang berubah cepat, tantangan justru datang dari kemakmuran itu sendiri: apakah Indonesia siap menjadikan surplus sebagai kekuatan diplomasi pangan atau justru tenggelam dalam kepuasan statistik semata?
Masa depan pangan Indonesia bukan hanya ditentukan oleh musim panen berikutnya, melainkan oleh pilihan-pilihan strategis hari ini tentang inovasi, ekologi, dan keadilan bagi petani. (IN/LJK)
Sumber: CNBC Indonesia https://www.cnbcindonesia.com/research/20250722141347-128-651235/ranking-swasembada-pangan-dunia-posisi-ri-mengejutkan