Lojikata, Samarinda – Ketika kota-kota besar sudah lama bermain di arena ekonomi digital, siapa sangka dua kabupaten yang sering dianggap jauh dari pusat, Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) justru mencatat pertumbuhan transaksi QRIS paling pesat di Kalimantan Timur pada semester pertama tahun ini.
Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga pertengahan 2025, Mahulu dan Kubar menunjukkan dinamika ekonomi digital yang mengejutkan banyak pihak. Volume transaksi QRIS bukan hanya meningkat, tetapi juga memberi warna baru dalam cara masyarakat di hulu sungai berinteraksi dengan uang. Dari pasar tradisional hingga warung kecil di kampung-kampung, gerakan tanpa uang tunai mulai terasa nyata.
“Untuk Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) tumbuh 373 persen dengan nilai Rp1 miliar, sedangkan Kabupaten Kutai Barat (Kubar) tumbuh 372 persen dengan nilai Rp38,5 miliar,” kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda,l.
Fenomena ini tidak hanya tentang angka pertumbuhan yang impresif, tetapi juga tentang mentalitas baru yang perlahan terbentuk. BI menyebut capaian ini sebagai salah satu indikator keberhasilan inklusi keuangan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), membuktikan bahwa ekonomi digital tidak hanya milik kota.
Bagi sebagian orang, Mahulu dan Kubar mungkin tetap terkesan jauh, di balik lekuk sungai dan bukit hijau. Namun data ini adalah bukti bahwa jarak geografis tidak lagi identik dengan jarak ekonomi. Justru di ujung-ujung sungai itu, inovasi menemukan rumah baru.
Lojikata mencatat, jika tren ini dijaga dengan edukasi yang tepat, Mahulu dan Kubar berpotensi menjadi studi kasus tentang bagaimana teknologi yang tepat guna bisa mengakselerasi perubahan ekonomi masyarakat lokal, tanpa harus menunggu infrastruktur megah berdiri dulu. (DS/LJK)
Sumber: Antara Kaltim https://kaltim.antaranews.com/amp/berita/242013/pertumbuhan-transaksi-qris-kaltim-dominan-di-mahulu-dan-kubar